Penulis : Hadi Ferdiansyah
Editor Cover dan Teks : Queen Sarah Mutiara Sihotang
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, dan Salam Sehat bagi kita semua.
Sore-sore mancing mania,
Datang seekor kucing memakan ikan.
Jumpa kembali wahai pembaca yang setia!
Semoga harimu menyenangkan
Halo sobat pembaca HIMASIS ARTIKEL! Kali ini HIMASIS ARTIKEL kembali hadir dengan topik yang tentunya sangat menarik untuk kita bahas bersama. Dalam era digital yang semakin maju, inovasi teknologi terus berkembang pesat, termasuk di dunia otomotif. Salah satu terobosan besar yang kini menjadi perbincangan adalah Teknologi Cerdas pada Self Driving Car.
Teknologi ini tidak hanya mengubah cara kita bepergian, tetapi juga memberikan dampak besar pada efisiensi, keselamatan, dan kenyamanan dalam berkendara. Namun, di balik kemajuan ini, terdapat tantangan menarik yang perlu kita pahami lebih dalam, mulai dari kecerdasan buatan hingga etika dalam pengambilan keputusan.
Di HIMASIS ARTIKEL kali ini, kita akan mengupas lebih jauh tentang bagaimana teknologi cerdas bekerja di balik self-driving car dan sejauh mana inovasi ini telah merevolusi industri otomotif. Selamat membaca! ????✨
Dalam kehidupan sehari-hari, transportasi adalah fasilitas penting yang sering dibutuhkan manusia untuk mendukung aktivitasnya. Seiring dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, khususnya di bidang transportasi, inovasi terus dilakukan untuk mempermudah aktivitas manusia sekaligus mengurangi kesalahan yang biasa terjadi. Salah satu teknologi canggih ini dikenal dengan nama "Self-Driving Car" atau yang juga disebut mobil otonom. Apa itu Self Driving Car?
Self driving car adalah kendaraan yang bergerak secara otomatis tanpa peran manusia di dalamnya. Mobil ini menggabungkan beberapa sensor untuk memahami lingkungannya, seperti radar, GPS, sonar hingga unit pengukuran inersia. Selain itu, mobil ini memiliki sistem kontrol yang canggih dalam menginterpretasikan informasi sensorik untuk mengidentifikasi jalur navigasi yang tepat.
Sejarah Self Driving Car
Ide untuk membuat Self Driving Car ternyata sudah ada sejak tahun 1920 dalam eksperimen yang bernama automated driving systems (ADS), lalu berbagai uji coba dilakukan pada tahun 1950. Namun, mobil yang benar-benar otomatis pertama kali dikembangkan pada tahun 1977 oleh Japan’s Tsukuba Mechanical Engineering Laboratory.
Cara Kerja Self Driving Car
Sumber: https://bapenda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/01/screen-shot-2016-07-25-at-11.19.25-am.png
Mengemudi secara otonom melibatkan serangkaian teknologi kompleks yang bekerja bersama untuk memungkinkan kendaraan beroperasi tanpa bantuan pengemudi manusia. Jantung sistem ini adalah perangkat lunak AI yang canggih melalui data dari sensor dan kamera yang terpasang pada kendaraan. Sensor ini, termasuk LIDAR, radar, dan kamera yang mengumpulkan informasi tentang lingkungan sekitar kendaraan. Data ini kemudian diolah oleh algoritma AI untuk mengidentifikasi rintangan dan memantau kondisi lalu lintas.
Selain itu, sistem komunikasi yang dimiliki autonomous vehicles adalah komunikasi vehicle-to-everything (V2X) untuk berinteraksi dengan kendaraan lain, infrastruktur jalan, dan bahkan pejalan kaki. Teknologi ini memungkinkan pertukaran informasi secara real-time sehingga meningkatkan kesadaran kendaraan tentang lingkungan dan koordinasi yang lebih baik. Dengan demikian, self-driving cars dapat membuat keputusan berkendara yang lebih tepat dan aman, serta mengurangi kemungkinan kecelakaan.
Kelebihan Sistem Self Driving Car
Sumber: https://www.hyundai.com/content/dam/hyundai/id/id/images/local/Hyundai_Bluelink_cerdas_utama.png
1. Mampu Mengurangi Tingkat Kecelakaan
Salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas adalah faktor kesalahan manusia. Tidak jarang, manusia seringkali melakukan kesalahan dalam mengemudi seperti mengantuk, bermain gawai sembari menyetir, tidak fokus, dan lain sebagainya. Faktor ini menjadi faktor penyebab terbesar dari kasus kecelakaan lalu lintas. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan diciptakannya sistem self-driving car.
Kehadiran sistem self-driving car mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas. Melalui kemampuan teknologinya yang canggih, mobil otonom ini mampu menganalisa dan mengetahui keberadaan marka jalan, rambu dan lampu lalu lintas, serta orang dan kendaraan lain di sekitarnya. Bukan hanya itu, teknologi yang dihadirkan juga mampu memberikan navigasi yang akurat bagi mobil. Oleh karena itulah, self-driving car mampu menekan angka kecelakaan yang disebabkan oleh kelelahan pengemudi, hilangnya fokus dan gangguan mengemudi lainnya.
2. Perjalanan dan Arus Lalu Lintas Menjadi Lebih Efisien
Mobil dengan sistem self-driving ini akan secara otomatis terkoneksi dan mampu berkomunikasi dengan mobil otonom lainnya melalui jaringan komputer. Konektivitas ini memampukan analisis waktu secara real atau langsung yang dapat membantu sistem menentukan rute perjalanan terbaik, bahkan menghitung kecepatan dan jarak yang perlu diterapkan antara kendaraan lainnya saat berada dalam kemacetan di jam sibuk.
Melalui kemampuan tersebut pula, arus lalu lintas dapat menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat terjadi karena koordinasi antar mobil yang dikendalikan sistem sehingga arus kendaraan menjadi lebih tertib dan masalah lalu lintas dapat teratasi.
3. Lebih Ramah bagi Lansia dan Disabilitas
Sumber:
https://firebasestorage.googleapis.com/v0/b/admincms-9a677.appspot.com/o/Article%2Fmobil-otonom-untuk lansia.webp?alt=media&token=bec7c2b2-14e2-4220-ad4f-ed7b87a09ebc
Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan fasilitas yang mumpuni dan layak digunakan. Hal tersebut berlaku bagi seluruh masyarakat, termasuk bagi para lansia dan penyandang disabilitas. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat kesulitan tersendiri bagi para lansia dan penyandang disabilitas untuk mengendarai mobil. Tidak jarang pula, beberapa kondisi dan situasi tertentu membuat para lansia dan penyandang disabilitas tidak dapat mengendarai mobil dengan baik.
Hal tersebut dapat diatasi dengan mobil otonom atau self-driving car ini. Kendaraan ini dinilai lebih aman dan ramah bagi para lansia dan penyandang disabilitas. Kemampuan yang diberikan oleh sistem canggih ini mampu mengurangi hambatan yang dialami individu lansia dan penyandang disabilitas saat menyetir atau mengemudikan kendaraan. Melalui sistem ini pula, para lansia dan penyandang disabilitas dapat duduk dengan tenang tanpa perlu repot menyetir untuk sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Potensi Risiko dan Kekurangan dari Self-Driving Car
1. Adaptasi yang Sulit pada Kota yang Macet dan Cuaca Ekstrem
Sistem self-driving car ini bekerja dengan cara mengendalikan sepenuhnya mobil tanpa bantuan awak atau pengemudi. Hal tersebut berarti sistem dapat menganalisa kondisi sekitar untuk menjalankan dan memberhentikan mobil. Respon yang dikeluarkan sistem juga akan menyesuaikan kondisi dan situasi yang ada di sekitar mobil saat sedang berjalan di jalanan. Namun, ada beberapa hal menjadi pengecualian atau membuat sistem ini tidak dapat bekerja dengan optimal.
Teknologi mobil otonom ini masih tidak mampu bekerja dengan baik di tempat atau kota yang kacau dan macet. Bukan hanya itu, mobil otoonom juga belum mampu bekerja dengan maksimal dalam cuaca ekstrem. Contohnya, jika mobil otonom bergerak dalam cuaca bersalju yang ekstrem, sistem berpotensi mengalami kerusakan sistem pengindraan dan navigasi mobil.
2. Potensi Peretasan dan Masalah Keamanan Siber
Keamanan berkendara dan keselamatan lalu lintas dapat terjamin oleh kecanggihan teknologi mobil otonom ini. Namun, berbeda cerita jika kita berbicara tentang keamanan sistem itu sendiri. Mobil otonom mengandalkan komputer untuk bekerja. Hal tersebut menandakan bahwa sistem ini terintegrasi dalam suatu koneksi digital yang bisa saja mengalami peretasan atau kejahatan siber lainnya.
Mobil yang sepenuhnya dijalankan oleh sistem ini masih membuka kemungkinan yang tinggi terkait peluang orang lain untuk terhubung dengan mobil tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan riset dan pemecahan masalah lebih lanjut untuk mengantisipasi masalah ini.
3. Hilangnya Pekerjaan Pengemudi
Kehidupan manusia saat ini tentu menjadi semakin praktis dengan berbagai cara yang tersedia guna memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut tidak terlepas dari sektor transportasi yang terus beroperasi setiap harinya dalam berbagai hal. Berbagai profesi yang berkaitan dengan kegiatan mengemudi pun muncul, seperti pengantar paket, sopir taksi online, sopir pribadi, dan lainnya. Namun, hal ini dapat berubah drastis dengan kehadiran teknologi mobil otonom.
Bukan tidak mungkin bahwa akan ada banyak orang yang bekerja di truk, angkutan umum, dan layanan pengiriman menjadi terpinggirkan di masa depan akibat mobil otonom. Profesi pengemudi akan tergantikan oleh sistem yang canggih karena mobil-mobil tersebut tidak perlu lagi dikemudikan oleh manusia.
Kesimpulan
Self-driving car atau mobil otonom adalah inovasi canggih dalam teknologi transportasi yang dirancang untuk mempermudah aktivitas manusia dan mengurangi kesalahan dalam berkendara. Dengan memanfaatkan sensor seperti LIDAR, radar, GPS, dan sistem AI, mobil ini mampu mengambil keputusan secara mandiri untuk berkendara dengan aman.
Mobil otonom memiliki berbagai keunggulan, seperti meningkatkan efisiensi lalu lintas, mengurangi angka kecelakaan akibat kesalahan manusia, dan memberikan kemudahan bagi lansia serta penyandang disabilitas. Namun, teknologi ini juga memiliki tantangan, seperti kesulitan beradaptasi pada lingkungan kota yang macet atau cuaca ekstrem, risiko peretasan sistem, serta dampaknya terhadap lapangan kerja pengemudi.
Kehadiran self-driving car menjanjikan masa depan transportasi yang lebih aman dan efisien, tetapi tetap memerlukan pengembangan dan pengawasan lebih lanjut untuk mengatasi potensi risiko yang ada.
Sekian pembahasan artikel ini tentang self-driving car sebagai inovasi teknologi transportasi yang memberikan dampak besar dalam kehidupan manusia. Dengan segala kelebihannya, teknologi ini diharapkan mampu menghadirkan transportasi yang lebih aman, efisien, dan inklusif. Namun, tantangan yang dihadapi juga memerlukan perhatian serius agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal tanpa mengorbankan aspek keamanan, sosial, maupun ekonomi.
Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan inspirasi bagi para pembaca setia HIMASIS ARTIKEL. Mari terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik!
Sampai jumpa di artikel berikutnya, dan tetap semangat mengejar ilmu! Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
#SALAMPERUBAHAN
#BERSATUDALAMMANFAAT