Creator: Raka J. Arkaan.
Publisher: Devina Vallery. T
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Haii, teman-teman!ヾ(^∇^). Bagaimana kuliahnya? Semoga lancar-lancar saja, ya walau ditengah kondisi pandemi dan social distancing ini :)
Dan Bagaimana kabarnya? Semoga kalian dalam kondisi sehat-sehat saja ya? Aamiin, aamiin ya Rabbal'aalamiin. Ya, kembali lagi ke Artikel HIMASIS Politeknik STMI Jakarta. Dan untuk kesempatan kali ini, admin ingin menjelaskan mengenai Algoritma. Sebelum kalian mengoding, ada kalanya kalian memahami algoritma yang ada agar nantinya kalian tidak bingung. Berikut kontruksi dasar dalam algoritma :)
oh iya, Buat kalian yang ketinggalan artikel python sebelumnya, bisa baca di link ini ya http://himasis.org/artikel/190-materi-tutorial-instalasi-python-di-windows
KONSTRUKSI DASAR DALAM
ALGORITMA
Algoritma dibuat pada tahapan perancangan program. Algoritma memiliki sebuah peran penting dalam mengelola struktur data seperti menerima peranti inputan dan menghasilkan peranti keluaran, atau yang kita kenal sebagai proses input dan output. Sebelum membahas lebih jauh mengenai algoritma, mari kita membahas beberapa definisi algoritma yang dikutip dari beberapa literatur, antara lain:
Algoritma adalalah sekumpulan sekumpulan langkah yang rinci dan ditujukan untuk komputer dalam menyelesaikan suatu masalah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah agar bisa dituangkan ke dalam program, sehingga bisa dieksekusi oleh komputer (Kadir, 2019).
Algoritma adalah urutan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu persoalan (Munir, 2016)
Menurut Abdul Kadir dalam buku Logika dan Pemrograman Python (2019), agar algoritma atau pseudocode bisa dituangkan ke dalam program, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu tidak ambigu, dapat dieksekusi, dan berurutan. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing.
- Tidak ambigu, dengan maksud, bahwa setiap instruksi hanya mempunyai satu interpretasi.
- Dapat dieksekusi, berarti bahwa setiap instruksi dapat dieksekusi oleh orang atau komputer tanpa memerlukan informasi tambahan.
- Berurutan, berarti bahwa instruksi-instruksi di dalam algoritma telah tersusun urut, sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas dengan tepat.
Pemrograman Prosedural
Algoritma yang menyelesaikan masalah dengan menyelusuri setiap baris perkodenya atau blok baris dapat dinyatakan sebagai proses prosedural. Menurut Rinaldi Munir (2019), pada pemrograman prosedural, program dibedakan antara bagian data dengan bagian instruksi. Bagian instruksi terdiri atas runtunan (sequence) instruksi yang dilaksanakan satu persatu secara berurutan. Tujuan penggunaan metode prosedural adalah untuk memungkinan penulisan kode lebih sistematis dan terstruktur.
1. Struktur Logika
Untuk membantu dalam pembuatan program yang menggunakan metode prosedural, kita perlu memerhatikan struktur kontrolnya. Berikut yang dimaksud dengan struktur kontrol.
1.1 Struktur Runtunan atau Sekuensial
Di dalam sebuah runtunan, setiap intruksi yang kita berikan maka program akan menyelesaikannya dengan cara mengecek sesuai dengan urutannya. Jika kita menggunakan sekuensial, maka program akan mengerjakan setelah dari instruksi sebelumnya. Berikut gambaran untuk memudahkan pemahaman pembaca, saya akan memberi sebuah penggambaran. Misalnya, ada tiga proses atau instruksi yang dilambangkan P1, P2, dan P3. Pertama-tama program akan membaca instruksi P1 terlebih dahulu, jika sudah selesai, maka akan membaca instruksi P2 dan sampai instruksi terakhir. Dengan demikian, struktur runtunan ini membaca berdasarkan urutan instruksi.
1.2 Struktur Seleksi atau Percabangan
Didalam sebuah kondisi adakalanya kita harus melakukan sebuah pemilihan antara yang baik atau buruknya, sehingga kita tau hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum melakukan instruksi tersebut. Dan di pemrograman itu sendiri menerapkan hal yang sama. Bentuk instruksi itu disebut ke dalam percabangan atau pemelihan. Hal ini dapat saya gambarkan kondisi, ketika kita menghadapi lampu merah atau light traffic. Jika lampu berwarna merah maka anda harus berhenti, sedangkan lampu berwarna hijau maka anda harus jalan. Kondisi ini dapat di terjemahkan ke dalam bahasa pemrograman
Kita dapat menuliskan pernyataan if dan then ke dalam kondisi kehidupan sehari-hari, misalnya:
1.3 Struktur Perulangan
Salah satu kelebihan komputer adalah mampu menangani pekerjaan yang berulang kali tanpa kenal lelah. Ini berbeda dengan kita, jika kita melakukan hal yang berulang maka kita akan merasa lelah atau bosan. Sebagai contoh kasus Anda disuruh menulis “Saya tidak akan mengulangi kesalahan itu kembali” sebanyak lima puluh kali, sehingga algoritmanya dapat kita tulis sebagai berikut:
Algoritma menulis kalimat sebanyak 50 kali:
- Saya tidak akan mengulangi kesalahan itu kembali
- Saya tidak akan mengulangi kesalahan itu kembali
- Saya tidak akan mengulangi kesalahan itu kembali
.
.
- Saya tidak akan mengulangi kesalahan itu kembali
- Saya tidak akan mengulangi kesalahan itu kembali
Jika kita menulis sebanyak lima puluh kali maka tidak efisien dan membuang waktu tentunya, sebab melakukan hal yang sama secara berulang-ulang. Di dalam struktur perulangan kalian cukup menuliskan statement:
Algoritma menulis kalimat sebanyak 50 kali:
Baik, teman-teman pembaca setia artikel dari HIMASIS, saya cukupkan penjelasan singkat mengenai Konstruksi Dasar Dalam Algoritma. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai implementasi algoritma sekuensial atau runtunan dapat kalian temui di artikel selanjutnya. Apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan, saya minta maaf, sebab kita di sini sama-sama belajar untuk menimba ilmu dan berbagi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya ;D.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, A. (2017). Dasar Logika Pemrograman Komputer. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Kadir, A. (2019). Logika Pemrograman Python. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Munir, R. (2016). Algoritma dan Pemrograman Dalam Bahasa Pascal, C, dan C++. Bandung: Informatika Bandung.